nurbaitillah

Rabu, 27 Juni 2012

Pembentukan Kepribadian

           Sebelum kami membagi sedikit ilmu mengenai Pembentukan Kepribadian, kami mohon maaf karena baru sempat mengisi kembali artikel yang mungkin anda butuhkan di jasakonsultasionline.blogspot.com. Dan berikut langsung saja disimak artikel mengenai Pembentukan Kepribadian.

          Istilah bahasa inggris untuk kepribadian, adalah personality, yang berasal dari kata latin persona yang artinya adalah topeng. Dulu topeng dipakai dalam teater untuk menunjukan karakter tokoh yang dimainkan. kepribadian adalah sebuah konsep yang sangat sukar dimengerti dalam psikologi, meskipun istilah ini digunakan sehari-hari. seperti artikel-artikel mengenai psikologi kami yang lain, dalam pembahasan mengenai pembentukan kepribadian juga mengalami kesimpulan definisi yang beragam dari para pakar psikologi. Dari banyaknya definisi yang dibuat oleh para ahli psikologi, yang kami rasa paling mudah dipahami adalah definisi dari gordon w.allport yang sudah merintis konsep tentang kepribadian ini sejak 1937 sebagai berikut

"Kepribadian adalah organisasi dinamis dalam diri individu yang terdiri dari sistem-sistem psiko-fisik yang menentukan cara penyesuaian diri yang unik ( khusus ) dari individu tersebut terhadap lingkungannya"

Kata-kata kunci dari definisi allport tersebut adalah :
  1. Sistem psikis ( pikiran,perasaan,motivaisi,minat,dll ) dalam sistem fisik ( tinggi badan,warna kulit, sistem syaraf, pencernan, kacamata, jerawat, gemuk / kurus, dll )
  2. Organisasi dinamis yang menggabungkan semua sistem psiko-fisik tadi dalam suatu proses kerja yang saling berkaitan dan terus berubah dari waktu ke waktu sebagai upaya.
  3. Penyesuaian diri individu tersebut terhadap lingkungannya.
  4. Secara unik ( khas, tidak sama dengan individu lainnya ). 
          Itulah yang disebut dengan kepribadian, kepribadian selalu berubah-ubah karena selalu menyesuaikan diri dengan keadaan tetapi juga ada yang menetap. Dalam pemeriksaan psikologis,tugas psikolog adalah mengidentifikasi aspek-aspek kepribadian yang sifatnya relatif menetap yang akan menentukan prestasinya kelak di pekerjaannya. Menurut allport, salah satu aspek yang menetap itu adalah sifat ( trait ) seperti amarah, cepat tanggap, atau pemberani. Termasuk juga disini aspek kecerdasan. Sebaliknya, ada aspek-aspek yang sifatnya sementara dan bisa diubah atau dikembangkan melalui pengalaman dan pelatihan, seperti sikap kerja, ketekunan, disiplin, dll. Disinilah faktor bawaan akan dipadukan dengan faktor pengalaman dalam suatu hasil pemeriksaan psikologis yang komprehensif. 

          Seperti hal-nya dalam intelegensi dalam kepribadian juga digunakan alat-alat psikodiagnostis atau psiokotes. Dalam asesmen ( teknik evaluasi psikologik yan lebih lengkap ) , tidak hanya digunakan alat-alat psikodiagnostis, melainkan juga digunakan metode wawancara dan observasi melalui proses simulasi, games, diskusi, dll. Semua itu dilakukan agar psikolog dapat memberikan gambaran yang selengkap dan setepat mungkin tentang kepribadian para subjek yang diperiksa.

          Berbeda dengan alat - alat psikodiagnostik untuk mengetahui tingkat kecerdasan, tes kepribadian tidak hanya menggunakan teknik mengukur ( kuantitatif, psikometri ) , melainkan juga menggunakan teknik tes proyeksi dan tes inventori. 

          Seperti sudah dijelaskan diatas dalam melaksanakan tugasnya untuk mendeskripsikan kepribadian seseorang,khususnya dalam proses asesmen, psikolog juga menggunakan teknik wawancara, diskusi atau stimulasi. Dalam teknik - teknik itu ada dua hal yang perlu diperhatikan karena terkait dengan pengalaman masa lalu yang ikut membentuk keribadian. 

  1. Pengalaman yang umum yaitu yang dialami tiap - tiap individu dalam kebudayaan tertentu. Meskipun demikian, kepribadian seseorang tidak dapat diramalkan atau dikenali hanya berdasarkan pengetahuan tentang struktur kebudayaan dimana orang itu hidup.
  2. Pengalaman yang khusus, yaitu pengalaman - pengalaman yang terjadi dan dialami individu, terlepas dari status dan peranan orang yang bersangkutan dalam masyarakat. hal ini harus tertangkap oleh psikolog karena sangat besar kemungkinannya terkait dengan corak kepribadian subjek yang sedang diperiksa. 
Ekspresi Kepribadian

          Sudah kami jabarkan diatas mengenai arti kepribadian, oleh karena itu jika kita hendak menggambarkan atau menguraikan kepribadian seseorang, kita harus membagi-bagi kepribadian dalam beberapa karakteristik yang dapat dilihat atau diukur. Dalam artian kepribadian seseorang itu diartikan dalam beberapa karakteristik sehingga dengan memahami karakteristik - karakteristik tersebut, kita dapat mengerti pula kepribadian orang yang bersangkutan.

          Meski tidak semua pakar sependapat, namun karakteristik - karakteristik yang saya anggap paling penting untuk mengenali kepribadian ialah :

  1. Penampilan fisik : Tubuh yang besar, wajah yang tampan, pakaian yang rapi, atau tubuh yang kurang sehat, pakaian kusut, semuanya menggambarkan kepribadian dari orang yang bersangkutan. Juga bisa dilihat apakah ia berwibawah dan percaya diri, atau kurang semangat dan mempunyai perasaan rendah diri dan sebagainya.
  2. Tempramen : Yaitu suasana hati yang menetap dan khas pada orang yang bersangkutan.
  3. Kecerdasaan dan kemampuan : trmasuk kreativitasnya, mengikuti teori multiple intellegence, kita bisa mengidentifikasi kemampuan yang menonjol pada orang yang bersangkutan.
  4. Arah dan pandangan mengenai nilai - nilai : seperti hobi, pekerjaan, dan kebiasaan sehari - hari merupakan indikator terbaik untuk menggambarkan arah minat dan pandangan moral seseorang.
  5. Sikap sosial : hal ini bisa diukur dengan psikotes atau skala, namun juga bisa digali dari wawancara mendalam atau observasi dalam proses simulasi, games, atau diskusi.
  6. Kecenderungan - Kecenderungan dalam motivasinya : hal ini juga bisa diketahui melalui beberapa tes wawancara serta observasi selama pemeriksaan.
  7. Cara - cara pembawaan diri : seperti sopan santun, banyak bicara, kritis, mudah bergaul, dll. 
  8. Kecenderungan patologis : ini merupakan tanda - tanda adanya gangguan jiwa yang serius. 

Jenis Kepribadian

          Meskipun kepribadian itu unik, berbeda pada setiap orang, tetapi ada pakar psikologi yang berusaha menggolong - golongkan kepribadian dalam beberapa jenis. Usaha ini adalah usaha yang sukar sekali, karena itu penggolongan yang dibuat hanya dapat didasarkan pada satu atau dua aspek saja dari keseluruhan kepribadian.

          Penggolongan menurut Ernst Kretschmer didasari pada ciri fisik dan berorientasi pada penyakit - penyakit kejiwaan. Ada tiga macam penggolongan yaitu :
  1. Tipe asthenis : bertubuh kurus, jangkung, memiliki tempramen yang mirip dengan penderita skizofrenia.
  2. Tipe Atletis : bertubuh tegap, seperti olahragawan, memiliki tempramen yang mirip dengan penderita epilepsi.
  3. Tipe piknis : gemuk, pendek, bertempramen mirip dengan penderita manis-depresif.

Penggolongan yunani kuno

          Hipokrates, bapak ilmu kedokteran berpendapat bahwa kepribadian seseorang dipengaruhi oleh proses - proses faali dalam tubuh. Teorinya tentu saja mengenai cairan - cairan tubuh sekarang relevan lagi namun tipologinya masih banyak dipakai, seperti :

  1. Tipe sanguinis : sangat periang, dipengaruhi terbesar oleh darah.
  2. Tipe Phlekmatik : lamban, tak bersemangat, yang paling berpengaruh adalah kelenjar ludah.
  3. Tipe Melankolik : sedih, murung, banyak dipengaruhi oleh empedu hitam.
  4. Tipe kholerik : pemarah, cepat bereaksi, banyak dipengaruhi oleh empedu kuning.

          Tripologi yang lebih modern dilakukan oleh Carl Gustav Jung, yang mendasarkan penggolongannya pada perilaku atau karakteristik psikologis saja.

  1. Tipe introvert : yaitu orang dengan kepribadian yang cenderung untuk menarik dir dan menyendiri, terutama dalam keadaan emosional, sedang menghadapi masalah atau konflik. Ia pemalu dan lebih suka menyendiri.
  2. Tipe ekstrovert : yaitu orang yang dalam keadaan tertekan justru akan menggabungkan diri dengan orang banyak sehingga bebannya terasa berkurang. ia pemarah dan memilih pekerjaan seperti pedagang, pekerja sosial, juru bicara dan semacamnya, yaitu pekerjaan - pekerjaan yang banyak melibatkan orang - orang.
  3. Tipe Ambivert : yaitu orang - orang yang memiliki kepribadian campuran dari kedua jenis diatas.

         Demikian artikel mengenai Pembentukan Kepribadian dari kami, semoga bermanfaat dan jika ada kekurangan silahkan tambahkan di kotak komentar di bawah. 


Baca juga :

Inteligensi 

Definisi, Teori Dan Jenis Emosi

 

Senin, 11 Juni 2012

Inteligensi



         Ya kali ini kita akan membahas mengenai inteligensi , Sebelum masuk ke pembahasan mengenai inteleginsi seperti biasa saya ingatkan buat para pembaca blog ini agar melihat dan membaca artikel yang sebelumnya agar para pembaca tidak bingung. Langsung saja kita mulai untuk membahas mengenai inteligensi. Seperti yang kita ketahui bahwa setiap individu ( manusia maupun hewan ) mempunyai kekhususannya sendiri yang membedakan dengan individu-individu yang lainnya. Secara lebih mendalam perbedaan dalam individual ini dipelajari dalam psikologi dan menjadi dasar dari hal -hal yang akan dibahas kali ini. Yaitu kekhususan indivudual dalam kecerdasan inteligensi.

Inteligensi


          Meskipun semua orang tahu bahwa apa yang kira-kira dimaksudkan dalam inteligensi atau kecerdasan itu, namun ternyata susah sekali untuk mendefinisikan konsep ini dengan tepat. banyak dijelaskan definisi dari para psikologi namun karena banyaknya perbedaan definisi, membuat persoalan ini semakin tidak jelas.

          edouard claparede seorang pakar psikologi pendidika prancis dan wiliam stern, seorang pakar psikologi dari jerman, penemu konsep IQ misalnya, mendefinisikan inteligensi secara sangat fungsional dan terbatas yaitu inteligensi adalah penyesuaian diri secara mental terhadap situsasi atau kondisi baru. dari pihak lain dari karl buhler , mendefinisikan dengan sangat luas yaitu untelegensi adalah perbuatan yang disertai dengan pemahaman atau pengertian.


          Perdebatan definisi ini tak kunjung selesai. Pada tahun 1990-an pun ketika para pakar psikologi mencoba untuk bersepakat mengenai apa yang dimaksud dalam inteligensi itu, masi terdapat dua kelompok definisi, yaitu kelompok 52 peneliti yang menamakan diri mereka mainstream sience on intelegence ( SMI ) . dan versi APA ( american psychological assosiation ) 1995.

          Versi SMI memberi definisi berdasarkan ke-52 penandatangan naskah definisi itu, yaitu " inteligensi adalah suatu kemampuan mental yang sangat umum yang antara lain melibatkan kemampuan akal, merencana, memecahkan masalah, berpikir abstrak, memahami ide - ide yang kompleks, cepat belajar, dan belajar dari pengalaman ". Disisi lain definisi versi MSI itu dianggap oleh sebagian pakar inteligensi yang lain sebagai sekedar sebuah daftar dari berbagai kemampuan yang diidentifikasi atau diajukan oleh para anggaota kelompok 52 sendiri dan dikumpulkan menjadi satu. Dengan demikian definisi itu diragukan fungsinya menjadi definisi. Oleh karena itu versi APA tidak memberikan satu definisi, melainkan hanya menyebutkan satu perbedaan antar individu dalam memahami sesuatu ( ide, lingkungan, masalah dan sebagainya ). Namun hal yang membuat perbedaan kemampuan individu itulah yang disebut inteligensi, sementara definisinya sendiri tak mungkin untuk dirumuskan, karena jika ada selusin pakar yang membuat definisi, maka ada selusin pula definisi tentang inteligensi yang akan dihasilkan. Dengan demikian definisi versi APA lebih mengutamakan faktor "S" ( Specific, Special/khusus ).

          Karena sangat susah untuk mendefinisikan inteligensi, maka kami akan memberi sedikit ilustrasi saja tentang apa yang dimaksud dengan inteligensi. Ilustrasi memang tidak bisa membatasi dengan tegas tentang suatu hal, tetapi setidaknya ia bisa memberi gambaran mengenai hal itu.

          Kalau kita memandangi sebuah kursi, maka perbuatan kita itu disebut sebagai presepsi. Bayangan kursi itu melalui searabut - serabut syaraf tertentu diproyeksikan diotak sehingga kemudian kita dapat melihat kursi. tetapi kalau saat kita melihat kursi itu, kita juga melihat jenis kayunya, teknik pembuatannya dan memikirkan bagaimana agar kursi itu bisa terlihat bagus, maka perbuatan tersebut sudah termasuk inteligensi.

          Dengan demikian inteligense itu adalah kemampuan untuk mengelola lebih jauh lagi hal - hal yang kita amati. kemampuan itu terdiri atas dua jenis, yaitu kemampuan umum dan kemampuan khusus.

Inteligensi : fluid intelligence dan crystallized intelligence


          Dalam kehidupan sehari - hari kita sering mendengar perbedaan kemampuan berpikir anak - anak dan para lansia. Untuk menghafalkan nomor telpon atau nama, anak - anak tidak mengalami kesulitan sama sekali, Sebaliknya para lansia sering mengalami kesulitan. Pada saat lain ketika ada persoalan yang ingin diselesaikan dan memerlukan informasi yang telah didapat sebelumnya justru para lansia dapat mengerjakannya. Gejala ini kemudian dijelaskan oleh dua inteligensi yaitu fluid intelligence dan crystallized intelligence.

          Yang disebut fluid inteligence adalah kemampuan proses informasi secara cepat, hubungan berpikir dan ingatan dalam bentuk analogi, mengingat rangkaian kata dan kategorisasi. Sementara crystallized intelligence adalah akumulasi informasi, ketrampilan dan strategi yang telah dipelajari selama hidup dan dapat diterapkan untuk memecahkan masalah.

          Demikian penjelasan kami mengenai inteligensi, semoga sedikit penjelasan diatas bisa menjadi informasi yang bermanfaat bagi para pembaca. tidak lupa kami katakan, jika ada tambahan silakan isi komentar dibawah.


Baca juga :

Definisi, Teori Dan Jenis Emosi

Proses Belajar Dan Berpikir

Rabu, 06 Juni 2012

Definisi, Teori Dan Jenis Emosi


          Definisi, teori dan penyebab emosi. Ya hal ini terkadang tidak diketahui oleh setiap orang, menurut mereka emosi itu ya marah - marah, padahal tidak semua emosi itu marah. Dan kami jasa konsultasi online akan membahas mengenai Definisi, Teori Dan Penyebab EMOSI.

          Selain dipengaruhi oleh pengindraan ( presepsi ) dan pikiran seperti yang sudah kami bahas di artikel kami sebelumnya yang berjudul Fungsi - Fungsi Psikis. Perilaku manusia juga dipengaruhi oleh perasaan atau emosi. Perasaan emosi bisa positif ( senang ) atau negatif ( tidak senang ). Perasaan senang atau tidak senang yang selalu mewarnai perilaku kita sehari - hari itu, ketika masih dekat pada tataran biologi dan fisiologi/faal disebut warna efektif. warna efektif ini kadang - kadang kuat dan terkadang juga lemah atau samar saja. Dalam warna efektif yang kuat maka perasaan - perasaan menjadi lebih mendalam, lebih luas, lebih terarah dan sudah mencapai tingkat mental atau psikologi, tidak lagi pada tingkat biologi atau fisiologi saja. Perasaan inilah yang disebut dengan emosi.

          Perbedaan antara perasaan dan emosi tidak dapat dinyatakan dengan tegas, karena keduanya merupakan suatu kelangsungan kualitatif yang tidak jelas batasnya. Dilain kesempatan warna efektif juga bisa dinyatakan sebagai emosi. Seperti kasus ini : " Seorang karyawan pulang kerumah dengan muka cemberut karena dikantor dia dimarahi oleh atasannya, setibanya dirumah istrinya bertanya ( kenapa mukamu kok cemberut ? ) karyawan itu langsung meluapkan kekesalannya pada bosnya keistrinya sampai istrinya ketakutan ". Yang menjadi pertanyaan ialah, apakah emosi itu terjadi ketika karyawan itu memarahi istrinya ( muka cemberut dan rasa kesal masih tergolong warna efektif ) atau sudah terjadi sejak dia dimarahi atasannya dikantor ( muka cemberut dan rasa kesal juga sudah tergolong emosi ).

Definisi Emosi


          Emosi banyak sekali jenisnya. Sebagai perbandingan dalam bahasa inggris ditemukan lebih dari 500 kata yang menggambarkan emosi, dan ketidak seragaman nama itu terjadi karena tergantung pada banyak faktor, seperti perilaku yang tampak ( menangis dan tertawa ), rangsangan yang memicu ( benda menaktkan atau apapun yang memuji ), reaksi fisiologi yang timbul ( debaran jantung ), dan situasi sosial - budaya ( perempuan boleh manja atau lelaki jangan menangis dan sebagainya ).

          Oleh karena itu dapat dipahami bahwa emosi adalah suatu konsep yang sanga majemuk sehingga tidak ada satupun definisi yang diterima oleh universal. Walaupun demikian kami akan sedikit memberi pandangan mengenai definisi emosi bahwa emosi sebagai reaksi penilaian ( positif atau negatif ) yang komplek dari sistem syaraf seseorang terhadap rangsangan dari luar atau dari dalam dirinya sendiri. Selain itu secara etimologi, emosi berasal dari kata prancis emotion, yang berasal lagi dari emouvoir, 'excite', yang berdasarkan kata latin emovere, yang terdiri dari kata-kata e-(variant atau ex-), artinya " keluar " dan movere artinya " bergerak " dengan demikian secara etimologi, emosi berarti " bergerak keluar ".

Teori - Teori Emosi


          Ada dua macam pendapat tentang terjadinya emosi, yaitu pendapat nativistik ( emosi adalah bawaan ) dan pendapat empirik ( emosi adalah hasil belajar dan pengalaman ). Emosi yang kuat pada umulnya diikuti perubahan - perubahan pada tubuh, seperti :


  1. Reaksi elektris pada kulit : meningkat bila terpesona.
  2. Peredaran darah : bertambah cepat bila marah.
  3. Denyut jantung : bertambah cepat bila terkejut.
  4. Pernafasan : bernafas panjang kalau kecewa.
  5. Pupil mata : membesar bila sakit atau marah.
  6. Liur : mengering kalau takut dan tegang.
  7. Buluroma : berdiri kalau takut.
  8. Pencernaan : terganggu jika tegang.
  9. Otot : ketegangan dan ketakutan menyebabkan otot menegang dan bergetar ( tremor ).
  10. Komposisi darah : komposisi darah akan ikut berubah dalam keadaan emosional karena kelenjar - kelenjar lebih aktif.
          Karena adanya perubahan - perubahan fisiologi yang mengikuti keadaan emosi tertentu, maka dibuatlah mesin pencatat kebohongan. Mesin ini akan disambungkan pada orang yang akan diperiksa ( biasanya untuk tersangka tindak kejahatan ) dan bisa mengukur perubahan - perubahan faal yang terjadi pada tubuh orang yang bersangkutan ( denyut nadi, debar jantung, keringat dingin, tekanan darah, dll ). Namun mesin ini tidak terlalu efektif karena :

  1. Emosi - emosi yang kuat biasanya mengakibakan perubahan fisiologik yang sama.
  2. Faktor budaya, Menurut penelitian faktor budaya sangat besar sekali peranannya pada emosi.
  3. Jenis - jenis atau nama - nama emosi ditentukan oleh jenis rangsangannya dan bukan oleh perasaan atau perubahan tubuh yang terjadi pada orang yang mengalami emosi.
          Pengarug budaya besar sekali pada perkembangan emosi, karena dalam setiap kebudayaan diajarkan cara menyatakan emosi yang konvensional dan khas dalam kebudayaan yang bersangkutan sehingga ekspresi emosi tersebut dapat dimiliki oleh orang lain dalam kebudayaan yang sama, tetapi belum tentu dipahami oleh orang dari kebudayaan yang berbeda.

Jenis - jenis emosi

  • Takut 
          Takut adalah salah satu bentuk emosi yang mendorong individu untuk menjauhi sesuatu dan sedapat mungkin menghindari kontak dengan satu hal. Bentuk ekstrem dari takut adalah takut patologis, yang disebut phobia. phobia adalah perasaan takut terhadap hal - hal tertentu yang demikian kuatnya, meskipun tidak ada alasan yang nyata. Rasa takut lain yang bisa merupakan indikasi kelainan kejiwaan ialah kecemasan, yaitu rasa takut yang tak jelas sasarannya dan juga tidak jelas alasannya ( biasanya diderita oleh penderita psiko neurosis atau gangguan jiwa ringan akibat terlalu banyak stres yang disadari maupun yang tidak disadari).

  • Cemburu
          Kecemburuan adalah bentuk khusus dari kekhawatiran yang didasari oleh krang adanya keyakinan terhadap diri sendiri dan ketakutan akan kehilangan kasih sayang dari pasangannya.

  • Gembira
          Gembira adalah ekspresi dari kelegaan, yaitu perasaan terbebas dari ketegangan. Dan biasanya gembira disebabkan oleh hal-hal yang bersifat surprise.

  • Marah
          Sumber utama kemarahan adalah hal -hal yang mengganggu aktivitas untuk sampai pada tujuannya. Dengan demikian ketegangan yang terjadi dalam aktivitas itu tidak mereda, bahkan semakin bertambah. Dan untuk menyalurkan ketegangan itu individu akan menjadi marah.

Kecerdasan emosi

          Suatu terobosan emosi yang dikemukakan oleh Daniel Goleman dalam bukunya the emotional intelligence. Yang menyatakan emosi itu bukan bakat tetapi bisa dibuat dilatih atau dibuang sama sekali. Emosi itu bisa diukur seperti inteligensi.

          Adapun orang yang dikatakan mempunyai EQ tinggi jika ia memenuhi kelima kriteria berikut :

  1. Mampu mengenali emosinya sendiri.
  2. Mampu mengendalikan emosi sesuai dengan situasi dan kondisi.
  3. Mampu menggunakan emosinya untuk meningkatkan motivasinya sendiri.
  4. Mampu mengenali emosi orang lain.
  5. Mampu berinteraksi positif dengan orang lain.

          Demikian pembahasan kami mengenai Definisi, Teori Dan Jenis Emosi. Jika ada kekurangan silakan para pembaca bisa memberikan tambahan di kotak komentar yang sudah ada dibawah.

Baca juga : 

Selasa, 05 Juni 2012

Proses Belajar Dan Berpikir


          Hal ini sering menjadi tujuan utama orang dalam hidupnya, apa lagi jika bukan untuk terus belajar dan berpikir. Dalam artikel ini kami akan mengulas mengenai proses belajar dan berpikir. langsung saja kita simak artikel mengenai proses belajar dan berpikir berikut.

          Kita contohkan dari seorang anak yang mendapat sebuah hadiah sepatu roda dari ayahnya. ketika si anak mencoba sepatu roda-nya dan menemukan reaksi-reaksi atas rangsangan - rangsangan yang ditimbulkan oleh sepatu roda tersebut. Lama - lama reaksi -reaksi itu akan semakin teratur dan pada suatu saat dia akan bisa menguasai sepatu roda tersebut. Anak yang tadinya tidak bisa naik sepatu roda, sekarang  jadi bisa naik sepatu roda. Ini adalah contoh proses belajar. Jadi belajar adalah suatu proses dimana suatu perilaku telah ditimbulkan, diubah atau diperbaiki melalui serentetan reaksi atas situasi ( rangsangan ) yang terjadi. Dan perlu diketahui, bahwa proses belajar tidak hanya meliputi perilaku motorik, tetapi juga berpikir dan emosi. Belajar bahasa inggris misalnya, itu merupakan proses belajar dan berpikir dan belajar motorik.

          Seperti hukum Gesalt bahwa manusia berpikir secara menyeluruh, maka proses belajar yang terutama melibatkan proses berpikir, harus dimulai dengan mempelajari materi secara keseluruhan, baru kedetail atau bagian - bagiannya. Tetapi dalam belajar yang melibatkan aktivitas motorik harus dimulai dari detainya dahulu, selanjutnya digabungkan menjadi ketrampilan yang menyeluruh.

          Dalam proses belajar yang melibatkan berpikir, ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi proses dari belajar itu :


  1. Waktu istirahat : Kalau sedang mempelajari sesuatu yang meliputi bahan yang banyak atau proses yang panjang, dan dilakukan sebagian - sebagian, perlu disediakan waktu - waktu tertentu untuk beristirahat. Pada waktu istirahat tersebut sebaiknya jangan melakukan kegiatan yang terkait dengan hal yang dipelajari tersebut agar ada waktu untuk mengendapkan apa yang dipelajari tadi ke ingatan kita. hal itu juga untuk menghindari kejenuhan otak sehingga proses belajar yang sudah dilakukan menjadi efektif.
  2. Pengetahuan tentang materi yang dipelajari secara menyeluruh : Dalam mempelajari sesuatu akan lebih baik jika kita mempelajari materi atau bahan yang ada terlebih dahulu secara keseluruhan, baru setelah itu mempelajari dengan seksama bagian - bagian detailnya. Tetapi jika kesulitan dalam mempelajari materi dan bahan secara keseluruhan sekaligus, anda bisa membagi itu ke dalam bagian - bagian atau sub-sub bagian, lalu jika sudah mengerti bisa anda satukan kembali kedalam bagian keseluruhan. Dalam kaitan pendidikan, prinsip pengatahuan materi secara menyeluruh ini diterapkan dengan memberitahukan kepada siswa pada awal proses belajar mengajar.
  3. Pemahaman terhadap materi yang dipelajari : Kalau kita mempelajari sesuatu tanpa pemahaman, maka usaha belajar kita akan menemui banyak kesulitan. Misalnya ; dua orang disuruh menghafal sebuah puisi bahasa inggris. Orang pertama mengerti bahasa inggris dan orang kedua tidak mengerti bahasa inggris, akibat yang ditimbulkan adalah puisi tersebut akan lebih cepat dihafalkan oleh orang pertama yang mengerti bahasa inggris.
  4. Pengetahuan akan prestasi sendiri : Jika tiap kali kita dapat mengetahui hasil prestasi kita sendiri, dalam artian mengetahui mana yang masih salah dan mana yang sudah benar, maka akan lebih mudah kita memperbaiki kesalahan - kesalahan itu dari pada kalau kita harus merabah - rabah terus. Pengetahuan akan prestasi sendiri mempercepat dan mempermudah kita dalam mempelajari sesuatu.
  5. Transfer : Pengetahuan kita akan hal - hal yang pernah kita pelajari sebelumnya, bisa mempengaruhi proses belajar. Pengaruh ini disebut transfer. Transfer bisa bersifat positif, kalau hasil belajar masa lalu mempermudah proses belajar sekarang, tetapi bisa bersifat negatif kalau hasil belajar yang sebelumnya justru menyulitkan proses belajar yang sekarang.
          Selanjutnya, proses berpikir itu sendiri dapat digolongkan ke dalam dua jenis, yaitu berpikir asosiatif dan berpikir terarah.

  • Berpikir asosiatif. 
          proses berpikir dimana suatu ide merangsang timbulnya ide - ide lain. jalan pikiran dalam proses berpikir asosiatif tidak ditentukan atau diarahkan sebelumnya. Jadi ide - ide itu timbul terasosiasi dengan ide sebelumnya secara tiba - tiba. Jenis - jenis berfikir asosiatif adalah :
  1. Asosiasi bebas : Satu ide tertentu akan menimbulkan ide mengenai hal lain, yaitu hal apa saja tanpa ada batasnya. Misal ; kita punya ide tentang makanan, ide ini dapat merangsang timbulnya ide tentang restoran,dapur,sumbangan makanan ke anak yatim, dll.
  2. Asosiasi terkontrol : Satu ide tertentu akan menimbulkan ide tertentu mengenai hal lain dalam batas - batas tertentu saja. Misal : Ide membeli motor, akan merangsang ide tentang harganya, pajaknya, pemeliharaannya. Tapi tidak merangsang ide lainnya seperti peraturan lalulintas, polisi lalu lintas, dll.
  3. Melamun : Menghayal bebas tanpa batas juga mengenai hal - hal yang tidak realistis. Misal : berkhayal jadi orang kaya, jadi superman, atau jadi apalah yang aneh - aneh. 
  4. Mimpi : Ide - ide tentang berbagai hal yang timbul tanpa disadari pada waktu tidur. Mimpi terkadang masih diingat, juga terkadang terlupakan pada saat bangun tidur. Mimpi bisa saja merupakan kilas balik kejadian masalalu, tapi juga bisa saja harapan - harapan yang belum terwujud, atau bahkan terkadang tak bermakna sama sekali. Sigmund freud menilai bahwa mimpi saangat penting sekali karena merupakan dorongan dari alam bawah sadar yang tidak muncul di alam sadar karena dilarang oleh " super-ego" bahkan freud suka menggali mimpi - mimpi pasiennya untuk dianalisis dengan teknik " analisis mimpi ".
  5. Berpikir artistik : Merupakan proses berpikir yang sangat subjektif. Jalan pikiran sangat dipengaruhi pendapat dan pandangan diri pribadi tanpa menghiraukan keadaan sekitar. Hal ini sering dilakukan para seniman ketika menciptakan karya seninya. 
  • Berpikir terarah.
          Ini adalah jenis berpikir yang lain, yaitu proses berpikir yang sudah ditentukan sebelumnya dan diarahkan pada sesuatu, biasanya diarahkan pada pemecahan suatu persoalan. Proses berpikir seperti ini juga disebut sebagai berpikir konvergen.

Penggunaan Simbol Dalam Berpikir.

          Proses berpikir selalu menggunakan simbol, yaitu sesuatu yang dapat mewakili segala hal di lingkungan luar, ataupun yang ada pada diri kita sendiri dalam alam pikiran kita. Kata " buku " adalah simbol yang mengartikan tumpukan kertas yang disusun menjadi satu. Orang yang pandai,berpengalaman, banyak membaca atau bergaul, mempunyai lebih banyak kosa kata yang disimpan dalam memory-nya.

          Selain kata - kata, bentuk - bentuk simbol yang digunakan oleh manusia adalah angka - angka, simbol - simbol matematika, simbol tanda lalulintas, not musik, mata uang, dll. Simbol adalah suatu lambang yang digunakan manusia sesuai kesepakatan bersama yang disebut kebudayaan, dianggap mewakili suatu hal tertentu.

Strategi berpikir.

          Telah dikatakan bahwa berpikir terarah diperlukan dalam pemecahan persoalan - persoalan. Untuk dapat mengarahkan jalan pikiran pada pemecahan persoalan, maka terlebih dahulu diperlukan penyusunan strategi. Ada dua strategi umum dalam memecahkan persoalan yaitu : 

  • Strategi menyeluruh : Disini persoalan dipandang sebagai suatu keseluruhan dan dicoba dipecahkan dalam kerangka keseluruhan itu.
  • Strategi detailistis : Disini persolan dibagi - bagi dalam bagian - bagian dan dicoba dipecahkan bagian demi bagian.
          Dalam strategi yang pertama, sering kali dapat terlihat hal - hal yang sama pada beberapa bagian sehingga dapat diatasi sekaligus. Dengan demikian cara ini lebih efisien dan cepat, dan terutama berguna saat waktunya terbatas.

          Kesulitan dalam memecahkan persoalan dapat ditimbulkan oleh : 

  1. Set : Cara pemecahan persoalan yang berhasil biasanya cenderung dipertahankan peda persoalan - persoalan yang berikutnya. Pola yang sama untuk memecahkan persoalan yang berbeda disebut set. Seperti yang sudah dikatakan diatas, tidak semua persoalan bisa dipecahkan dengan set yang sudah terbentuk. Dalam hal ini akan timbul kesulitan - kesulitan, terutama jika orang yang bersangkutan tidak mau mengubah set-nya.
  2. Sempitnya pandangan : Seringkali dalam memecahkan persoalan, seseorang hanya melihat satu kemungkinan jalan keluar. Meskipun ternyata kemungkinan yang satu ini tidak benar, orang tersebut akan mencobanya terus, karena dia tidak bisa melihat jalan keluar yang lainnya. Dalam psikologi sosial, ada yang dinamakan "group think", yaitu suatu proses berpikir yang sudah demikian diyakini oleh suatu kelompok tertentu sebagai suatu pandangan atau cara yang terbaik sehingga mereka tidak memerlukan pandangan atau cara lain.

          Demikian yang bisa kami bagi mengenai proses belajar dan berpikir, jika ada kekurangan mohon di tambahkan di kotak komentar yang sudah kami sediakan. 

Baca juga :

Jumat, 01 Juni 2012

Fungsi - Fungsi Psikis



          Selamat malam pembaca, kali ini kami akan membagi sedikit pengetahuan kami mengenai fungsi - fungsi psikis. Sebelum kita membahas mengenai fungsi - fungsi psikis, sebelumnya kami ingin sampaikan kepada para pembaca bahwa ada teman kita yang curhat mengenai masalah kehidupannya. Tetapi kami mohon maaf belum bisa mempost-kan curhat teman kita di blog ini, maka sering - seringlah membuka jasakonsultasionline.blogspot.com karena apa yang di ceritakan teman kita akan segera kami post di blog ini. Oke langsung saja kita mulai pembahasan mengenai fungsi - fungsi psikis.

Persepsi


          Apa yang ada disekitar kita, akan kita tangkap melalui panca indra dan di proyeksikan pada bagian tertentu di otak, sehingga kita dapat mengamati apakah itu. Pada seorang anak yang baru lahir ( bayi ) bayangan - bayangan yang dikirim ke otak masih begitu tercampur aduk sehingga anak yang baru lahir belum bisa membedakan benda dengan jel`s. tetapi semakin besar anak tersebut maka ogan syaraf - syaraf yang ada di otaknya serta dengan bertambahnya pengalaman anak tersebut maka dia akan bisa mengenali benda - benda yang ada disekitarnya. Kemampuan membedakan, mengelompokkan, memfokuskan itulah yang selanjutnya diinterpretasi sebagai presepsi.


          Presepsi akan berlangsung ketika seseorang menerima stimulus dari dunia luar yang ditangkap oleh organ bantunya yang kemudian dikirim kedalam otak. Dan didalam otak akan terjadi proses berfikir yang pada akhirnya terwujud dalam sebuah pemahaman. Sebelum terjadi presepsi pada manusia, diperlukan stimulus yang harus ditangkap melalui organ tubuh yang digunakan sebagai alat bantunya yang dinamakan panca indra. semua panca indra memiliki fungsi - fungsi psikis tersendiri.


Telinga


          Berbicara mengenai telinga, Tidak hanya pada daun telinga saja. Karena terdapat 3 bagian dalam telinga, yaitu telinga luar, telinga bagian tengah, dan bagian dalam telinga. Untuk bagian luar dimulai dari bunyi, bunyi adalah suatu gerakan molekul - molekul udara yang terbuat oleh getaran sebuah objek. Objek pertama yang bertemu dengan gelombang suara adalah gendang telinga, ketika mendengar bunyi yang semakin intensif maka gendang telinga akan semakin bergetar. Getaran yang diterima oleh gendang telinga akan dikirim ke bagian tengah telinga yang bentuknya seperti ruangan kecil yang didalamnya terdapat tiga ruang lagi yaitu hammer, anvil, dan stirrup. pada bagian tengah getaran akan semakin diperkuat lalu dikiri ke bagian dalam telinga. Pada bagian dalam telinga getaran tersebut akan di ubah agar bisa ditransmisikan ke otak.

Hidung


          Banyak makhluk hidup yang bisa menghirup bebauan lebih banyak dari manusia, tetapi manusia tetap bisa menghirup 10.000 bebauan yang berbada. Cara kerja hidung dimulai dari ketika molekul - molekul dari sebuah subtansi masuk dalam saluran hidung dan mengenai sel - sel olfaktori. Sel olfaktori merupakan syaraf reseptor yang jumblah dan jenisnya ribuan. tiap reseptor bekerja untuk bauan yang spesifik, setelah bauan dierima oleh reseptor maka akan langsung dikirim ke otak dan dimulai proses pengenalan dari masing - masing bauan.

Lidah 


          Bagian pengecap ini memiliki lebih dari seribu sel reseptor. Secara garis besar para ahli hanya percaya ada empat tipe dasar reseptor yaitu untuk mengetahui rasa manis, asam, asin, dan pahit.

Kulit


          Kita dapat membedakan objek kasar, halus, keras, dan lembek dimulai dari informasi yang dikirim dari kulit. Reseptor - reseptor menyebar disetiap bagian kulit dengan kedalaman yang berbeda di setiap bagian tubuh. oleh karena itu ada beberapa bagian tubuh yang sangat sensitif seperti ujung jari.

Mata


          Dalam analogi yang sederhana, mata mirip dengan kamera. mata harus mengukur dan mengatur cahaya yang masuk. Lensa mata kemudian memfokuskan cahaya ke retina yang bekerja layaknya film, membentuk gambar.


          Alat - alat indra diatas sangatlah membantu dalam kehidupan manusia. semua alat indra dapat memberikan sensasi. sensasi adalah stimulan dari dunia luar yang dibawa masuk ke dalam sistem syaraf. Adanya penambahan informasi yang merupakan wujud interpretasi ( memasukkan makna dari yang dirasakan / sensasi dengan yang ada terlebih dahulu ) lenjadikan sensasi yang awalnya hanya fisik bertambah nilainya.

1. Perhatian

          Pada setiap saat ada ratusan, mungkin ribuan rangsangan yang tertangkap oleh setiap panca indra kita. Dan tentunya kita tidak mampu menyerap seluruh rangsangan yang ada sekaligus. Karena keterbatasan daya serap dari persepsi kita, maka kita terpaksa harus memfokuskan perhatian kita pada 1 atau 2 objek saja.

2. Set


          Set ( mental set ) adalah kesiapan mental seseorang untuk menghadapi sesuatu rangsangan yang akan timbul dengan cara tertentu.

3. Kebutuhan


          Kebutuhan kebutuhan sesaat maupun yang menetap pada diri seseorang, akan mempengaruhi persepsi orang tersebut. Dengan demikian kebutuhan - kebutuhan yang berbeda akan menyebabkan perbedaan persepsi. Misalnya : sepasang suami istri berbelanja ke mal, sang suami memilih pergi ketoko olah raga atau aksesoris mobil, sedangkan sang istri memilih ke toko tas dan sepatu. Hal ini akan menimbulkan persepsi yang berbeda tentang mal itu dari sepasang suami dan istri tadi. sang suami mengeluh bahwa mal itu serba mahal ( harga alat olah raga dan aksesoris mobilnya mahal ) sedangkan sang istri dengan riang berkata bahwa mal tersebut paling murah harganya ( tentang tas dan sepatu ).

4. Sistem Nilai


          Sistem nilai yang berlaku dalam masyarakat sangat berpengaruh pada persepsi. suatu eksperimen di amerika menunjukkan bahwa anak yang berasal dari keluarga miskin mempersepsikan mata uang logam lebih besar dari pada ukuran yang sebenarnya. dan gejala ini tidak terdapat pada anak dari keluarga kaya.

5. Tipe Kepribadian


          Tipe kepribadian juga mempengaruhi persepsi. Misal : farida dan linda bekerja dalam satu kantor yang sama dibawah pengawasan dari atasan yang sama. farida bertipe tertutup ( introvert ) dan pemalu sedangkan linda bertipe terbuka ( ekstrovert ) dan percaya diri. Sangat mungkin frida akan mempersepsi atasannya sebagai sosok yang menakutkan dan perlu dijauhi. sedangkan untuk linda atasannya adalah sosok yang biasa saja yang bisa diajak bergaul seperti orang lain pada umumnya.

6. Gangguan Kejiwaan


          Sebagai gejala normal, ilusi berbeda dari halusinasi dan delusi. yaitu kesalahan persepsi pada penderita gangguan kejiwaan. penyandang gejala halusinasi visual seakan - akan melihat sesutu ( cahaya , bayangan , hantu atau malaikat ) dan ia percaya sekali bahwa yang dilihatnya itu realita. Sedangkan penyandang gejala halusinasi auditif seakan - akan mendengar suara tertentu ( bisikan, suara orang bercakap - cakap, gemuruh, dan sebagainya ), yang diyakininya sebagai realita. gejala halusinasi visual dan auditif dan mungkin juga halusinasi pada indra yang lain, bisa terdapat pada satu orang, yang menyebabkan orang itu mengalami delusi. Delusi merupakan keyakinan bahwa dirinya menjadi sesuatu yang tidak sesuai dengan realita ( fixed false belief ), Misal : Merasa dirinya menjadi rasul tuhan atau kesatria piningit, raja majapahit, atau superman.


          Demikian pembahasan kami jika ada hal yang kurang atau yang belum kami sampaikan silakan beri tambahan melalui kotak komentar atau email kami.

Baca juga :

Contoh masa peralihan remaja